CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 22 Oktober 2010

Tranfusi Darah

2.1 Proses Pengkajian Tranfusi darah
Proses transfusi darah atau komponen darah merupakan prosedur keperawatan. Perwat bertangung jawab untuk mengkaji sebelum dan selama transfusi darah serta mengatur transfuse yang dilakukan. Apabila pasien terpasang selang IV, perawat harus mengkaji tempat pungsi vena untuk melihat adanya infeksi atau infiltrasi. Perawat juga harus menentukan bahwa kateter yang dipakai oleh klien adalah mengunakan kateter berukuran 18-19. kater dengan ukuran besar meningkatkan aliran karena molekul darah dan komponen-komponennya ledih besar dari pada molekul cairan IV.
Kateter yang besar juga mencegah hemolisis. Pastikan bahwa kateter paten dan berfungsi dengan baik. Selang untuk transfuse darah memiliki filter di dalam selang dan harus di bilas hanya dengan menggunakan cairan normal salin 0.9%. pemakaian larutan lain akan menyebabkan hemolisis.
Pengkajian Pratransfusi darah juga meliputi penkajian informasi dari klien. Perawat menanyakan apakah klien mengetahui alasan mengapa dilakukan transfuse darah dan apakah klien pernah menjalani tarnsfusi darah atau mngalami transfuse sebelumya. Seorang klien yang pernah mengalami reaksi transfusi biasanya lebih beresiko untuk kembali mengalami reaksi tersebut pada transfusi berikutnya. Namun klien mungkin cemas tentang akan dilakukannya transfusi., hal ini memerlukan intervensi keperawatan.
Pengkajian pratransfusi harus mencakup pengukuran dasar tanda-tanda vital. Hasil pengukuran ini harus dicatat sebelum perawat memberikan produk darah, karena perubahan TTV dapat mengindikasikan terjadinya reaksi. Saat melakukan transfusi, perawat menjelaskan prosedur, meminta klien melaporkan setiap efek samping yang timbul, dan memastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan ( inform Consent) perawat kemudian mengikuti prosedur yang telah di tetapkan untuk pengambilan produk darah.,perawat memeriksa idsentitas produk darah, klien dan kecocokan darah yang akan di infuskan dengan darah klien. Infuse dimulai secara perlahan. Pertahankan infuse, pantau efek samping, dan cata transfus.
Selam pemasukan infuse darah, klien beresiko mengakani reaksi terutama selama 15 menit pertama. Oleh karena itu, perawat harus tetap bersama klien dan mengkaji warna kulit serta tanda vital klien.perawat harus memantau klien dan mengukur TTV secara periodic selama transfusi sesuai dengan kebijakan lembaga ( umumnya 15 menit) Perawat mengukur tanda vital ketika suatu reaksi di duga akan muncul. Kecepatan transfusi biasanya tertulis dalam resep dokter. Idealnya, sebuah unit darah utuh atau sel darah merah kemasan di transfusikan dalam 2 jam. Namun, seorang klien dengan toleransi cairan yang rendah dapat menjalani terapi lebih dari 4 jam( Potter& Perry, 1995)

2.2 Protokol untuk Pemberian Darah dan komponen Darah
1. Periksa pesanan dokter untuk darah atau komponen darh yang spesifik dengan tanggal pmberian transfuse darah yang benar
2. Periksa inform consent pasien
3. Dapatkan riwayat transfuse klien, dan laporkan segala insidens dari reaksi yang merugikan selama atau setelah transfuse darah sebelimnya.
4. Ikuti prosedur yang di tetapkan untuk tipe dan pencocokansilengan terhadap terapi darah dan komponen darah.
5. Buat tempat jalur perifer atau jalur paten. Untuk menjamin keamanan pemberian produk darah bagi pasien-pasien dengan kateter multilumen, cadangakan satu lumen kateter untuk infuse darah dan komponen darah. Teknik ini meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi untuk pasien-pasiea dengan kateter ini.
6. Pilh selang yangn tepat, semua darah dan komponennya harus diberikan melalui penyaring yang di desain untuk menahan bekuan darah dan debris lainnya.ikuti kebijakan institusi untuk pengunaan penyaring yang tepat.
7. Personil bank darah yang mengeluarkan unit darah dan personil keperawatan yang meberikan transfusi harus mengidentifikasi produk darah, nomor identifikasi pada formulir permintaan transfuse, dan informasi yang identik pada rekam medik resipien.
a. Nomor identifikasi dan nama pada gelang tangan paisen harus sesuai dengan nama dan nomor pada unit transfusi dan pada label kompatibilitas.
b. Golongan ABO dan Rh donor harus terdapat pada unit darah donor dan formulir permintaan transfusi.
c. Golongan ABO dan Rh pasien ( resepien ) harus terdapat pada formulir permintaan transfuse. Periksa kompatibilitas ABO dan Rh antara pasien (resepien) dan donor.
d. Periksa tanggal kadaularsa pada kantung darah.
e. Periksa produk darah terhadap abnormalitas.
f. Minta pasien untuk mengidentifikasi dirinya sendiri dengan menyebutkan nama lengkapnya. Jika pasien tidak dapat menyebutjkan namanya, ikuti prosedur institusi dalam memvalidasi identifikasi pasien. Jangan berikan darah pada pasien tanpa mengidentifikasi gelang atau label yang benar dan tepat.
g. Jelaskan prosedur pada pasien
h. Dapatkan ijin tertulis jika di perlukan oleh institusi.
i. Informasikan pada klien mengenai efek-efek yang merugikan dari transfuse darah dan minta pasien untuk melaporkan gejala-gejala yang dialami dengan cepat pada perwat atau dokter.
j. Setelah proses identifikasi, orang yang memulai transfusi dan orang lain yang memeriksa kebenaran produk harus mencatat tanggal, waktu, dan tanda tangan mereka pada formulir per\mintaan transfuse.
2.3 Langkah-Langkah pelaksanan Transfusi Darah
LANGKAH RASIONAL
1. Jelaskan prosedur kepada pasien. Kaji pernah atau tidaknya klien menerima transfuse sebelumnya dan catat reaksi yang timbul apabila ada.
2. Minta klien untuk melaporkan adanya mengigil, sakit kepala, gatal-gatal, atau ruam dengan segera
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan.
4. cuci tangan dan kenakan sarung tangan
1. Klien yang pernah bereaksi terhadap transfuse darah sebelumnya dapat memiliki ketakutan yang lebih besar untuk mendapatkan transfuse selanjutnya. Peristiwa lalu, yakni klien pernah menunjukkan reaksi tertentu, dapat meningkatkan kejadian tersebut berulang lagi
2. Ini adalah tanda-tanda reaksi transfuse, pelaporan yang benar dan penghentian transfusi dapat membantu meminimalkan reaksi.
3. beberapa lembaga mewajibkan klien menandatangani surat perjannian sebelunm mendapatkan transfusi
4. Mengurangi resiko penularan bakteri HIV, hepatitis, dan bakteri lainnya yg di tularkan lewat darah.
5. Pasang selang Iv dengan mengunakan kateter ukuran 18-19.
6. Gunakan selang infuse yang memilki filter di dalamnya, selang juga harus merupakan set pemberian tipe-Y
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0,9 % untuk di berikan setelah infuse darah selesei.
8. Ikuti protocol lembaga dalam mendapatkan produk darah. Minta darah pada saat anda siap mengunakanya
9. Bersama perawat lain yang sudah berlisensi, identikasi produk darah dan klien dengan benar.
a. Pertiksa etiket kompatibilitas yang menempel pada kantung darah dan informasi pada kantung tersebut.
b. Untuk darah lengkap, periksa golongan darah ABO dan tipe Rh yang terdapat pada catatatan klien
5. Kateter dengan ukuran besar mempermudah masuknya seluruh darah dan mencegah hemolisis
6. Filter penyaring debris & dan bekuan-bekuan kecil darah set tipe- Y memungkin pemberian produk tambahan atau volume exspander dengan midah dan dapat segera memasukkan isotonic NaCl 0,9% setelah infuse isotonic sebelumnya selesei.
7. Memberikan larutan isotonic untuk mempertahankan kepatenan vcena. Larutan isotonic menvegah hemolisis sel darah merah.
8. Darah lengkap (whole blood) atau kemasan sel darah merah harus di simpan dalam tempat yang dingin ( 1-6 derajat C)
9. Satu orang perawat membaca dengan keras sementara perawat lain mendengarkan dan memeriksa ulang informasi. Mengurangi resiko kesalahan.
a. Memeriksa bahwa golongan darah ABO, tipe Rh, dan jumlah unit sesuai
b. Meriksa kesesuaian informasi antara informasi pada kompatibilitas label dengan yang tertera pada kantung darah
c. Periksa kembali kesesuaian produk darah yang akan di berikan dengan resep dokter.
d. Periksa data kadaularsa pada kantung darah.
e. Inspeksi darah untuk melihat adanya bekuan darah.
f. Tanyakan nama klien dan periksa tanda pengenal yang di pasang di lengan klien.
10. Ukur tanda vital klien
11. Mulai pemberian Transfusi:
a. Sebelum infuse darah diberikan, berikan dulu larutan salin normal 0,9%.
b. Mulai berikan transfusi secara perlahan di awali dengan pengisian filter dalam selang.
c. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah bersama klien . apabila anda mencurigai timbulnya-
c. Memastikan komponen darah adalah benar
d. Setelah 21 hari, perubahan pada struktur dan kimia darah dapat menimbulkan masalah elektrolit dan masalah-masalah terkait lainnya ( Metheney, 1996 )
e. Anti koagulan sitrat-fosfat-dexstrose (CPD) di tambahkan kedalam darah untuk mengawetkan darah ( Methene, 1996 ) Apabila ada bekuan di dalam darah kembalikan darah ke bank darah.
f. Memastikan bahwa klien yang diberi transfusi adalah klien yang benar.
10. Memastikan tanda vital klien sebelum pelaksanaan transfusi
a. Salin isotonic mencegah hemolisis
b. Apabila filter tidak terisi, transfuse tidak dapat masuk dengan baik.
c. Memungkinkan pendeteksian reaksi pada saat memasukkan produk darah dengan volume sekecil mungkin.
Apabila anda mencurigai adanya reaksi, hentikan transfuse, bilas dengan salin normal secara perlahan, dan beritahu dokter.
12. Monitor Tanda vital:
a. Ukur tanda vital setiap 5 menit pertama selama 15 menit, selanjutnya ukur setiap jam sesuai kebijakan lembaga.
b. Observasi klien untuk melihat adanya kemerahan, gatal-gatal, bintik merah, dan ruam.
13. Pertahankan kecepatan infus yang di programkan dengan mengunakan pompa infus, jika perlu
14. Lepas dan buang sarung tangan. Cuci tangan.
15. Observasi timbulnya reaksi yang merugikan secara berkelanjutan.
16. Catat pemberian darah produk darah. Catat transfuse ini sebagai asupan cairan sesuai dengan kebijakan lembaga.
17. Setelah pemberian infuse selesei, kembalikan kantung darah serta selang ke bank darah.


Pembilasan selang mencegah masuknya produk darah lebih lanjut.
a. Mendokumentasikan adanya perubahan pada status tanda vital yang dapat mengidentivikasikan tanda awal terjadinya transfusi.
b. Dapat menjadi tanda awal reaksi
13. Pompa infuse mempertahankan kecepatan yang diprogramkan.
14. Mengurangi penularan mikro organisme.
15. Reaksi yang merugikan dapat timbul setiap saat selama tranfusi di berikan
16. Mendokumentasikan pemberian komponen darah.
17. Menyediakan materi untuk dianalisis jika kemudian di temukan adanya reaksi yang timbul.


2.4 Diagnosa keperawatan pada Transfusi darah
1. Potensial kelebihan cairan yang berhubungan dengan infuse produk atau volume infuse
2. Potensial infeksi yang berhubungan dengan kontaminasi perlengkapan atau produk darah.
3. Kekurangan volume cairan, potensial atau actual, yang berhubungan dengan hilangnya volume darah
4. Perubahan : curah jantung menurun.
5. Perubahan suhu tubuh: hipotermia/hipertermia
6. Kuranag pengetahuan yang B/D efeksamping reaksi transfuse.
7. Potensial cidera terhadap reaksi transfuse: alergi, emboli udara, hemolitik yang berhubungan dengan produk darah.


2.5 Intervensi Sesuai dengan reaksi Yang merugikan pada Transfusi darah
REAKSI UMUM MEKANISME AWITAN PENGKAJIAN PENCEGAHAN PENATALAKSANAAN
Beban sirkulasi berlebihan Infuse yang terlalu capat meningkatkan volume vascular
melebihi volume
yang dapat di
toleransi jantung
sehingga bias
menyebabkan edema pulmonal. Setiap waktu selama atau segera setelah transfuse selesei Dipsnea, batuk ansietas, takikardi, takipnea, ortopnea, tekanan vena meningkat. Kecepatan pemberian darah atau komponen darah di sesuaikan dengan ukuran dan status kesehatan klien; berikan kemasamn sdm dan bukan darah lengkap, minimalkan jumlah pemberian normal salin yang di gunakan untuk mengencerkan SDM 1. Tinggikan kepala klien
2. Beri tahu dokter
3. Perlambat atau hentikan Transfusi
4. Berikan diuritik ban oksigen sesuai program



Sepsis ( Infeksi yang dibawa melalui aliran darah Transfusi darah atau komponen darah yang terkontaminasi oleh bakteri, virus atau endotoksin Selama 2 jam transfuse Mengigil demam, muntah,diarepenurunan tekanan darah yang menyolok, syok.
Jaga darah atau produk darah dengan baik sejak didonorkan sampai akhir proses pemberian. ( missal: dengan mempertahankan suhu darah yang sesuai, memulai transfuse setelah 30 menit setelah darah diambil

0 komentar: